penulis, artikel

Kamis, 18 Maret 2010

UJIAN SEKOLAH KITA BUKAN TUHAN KITA

UASBN yang dulu UAN dan pernah juga UN atau hal – hal yang termasuk Evaluasi pendidikan lainnnya adalah ujian buatan manusia. lalu apakah layak kita samakan reaksi , ekspresi dan eksistensi para siswa dan pelaku pendidikan atas kebesaran Allah SWT . Wahai kalian para pelaku pendidikan sadarilah dan sadarlah sesuai kadarnya ujian manusia hanya bersifat lemah dan tak akan mampu melampaui batasan kekuasaan Allah yang tak terbatas, yang membedakan ciptaan Allah dan ciptaan manusia adalah bila ciptaan manusia itu mampu atau melawan penciptanya seperti cerita rakyat pinokio yang ternyata pinokio selalu menyusahkan penciptannya papa gepeto tapi bila ciptaan Allah SWT semuanya tidak mampu melawan walaupum, mereka bergabung menjadi satu kekuatan yang besar. Ujian yang terjadi di sekolah adalah sebuah kegiatan membandingkan antara TARGET dan fakta yang terjadi tapi hendaknaya target yang di maksud bukanlah sebagai TAR- tar GET alias apa apa yang diinginkan dan dilakukan bangsa tar- tar yang dengan rajanya Jengish khan atau lebih tepatnya “bengis kahn”.

Bangsa tar – tar adalah bangsa yang terkenal dengan kelakuannya merampok hak – hak orang yang bersifat Premanisme karena mereka lebih mengandalkan fisik dan bukan integensi apalagi hati atau lebih sederhananya lagi hendaknya target atau pencapaian yang ingin diberikan pada siswa mempunyai sifat proporsional jangan cenderung malah bersifat memaksakan kehendak apalagi dengan tidak menggeleng para murid untuk menanamkan sifat siap menang siap kalah atau lebih tepatnya siap lulus dengan tidak sombong dan siap kalah dengan tidak menganggap bahwa kegagalanya adalah sesuatu yang menghinakan walaupun saya sadari tidak ada maksud sedikit pun dari para pelaku pendidikan untuk merampas hak – hak anak seperti hak untuk dianggap sebagai anak yang pintar walaupun mereka ternyata tidak lulus ujian atau hak untuk sama – sama naik kelas dengan temannya kemudian juga presepsi kita yang hanya menganggap evaluasi ini satu satunya hal untuk mengukur kecerdasan seseorang padahal evaluasi atau bagiannya yaitu ujian adalah salah satu cara, jadi masih ada yang lainnya contoh cara lain adalah dengan :

1. Question, (Bertanya.) Sejak jaman dahulu bertanya adalah salah satu kegiatan berfikir, pada kategori Ilmu Filsafat (Ilmu Kebijaksanaan) Pertanyaan berfungsi sebagai alat pemutar otak atau singkatnya kalau kita tidak bertanya kita tidak mungkin berfikir dan pertanyaan itulah bukti adanya rasa ingin tahu yang merupakan cikal bakal lahirnya ilmu Sains (Pengetahuan Umum). Tanyakanlah hal hal yang tidak dimengerti murid dan tanyakan juga hal - hal yang perlu kita ketahui tentang keadaanya yang memungkinkan kita untuk mendiagnosa apakah siswa ini dalam keadaan Normal atau ABK( anhak berkebutuhan khusus) atau bahkan Jenius. Karena ada kisah seorang anak yang tidak mau menerima penjelasan dari gurunya yang mengatakan 1+1 =2 yang ia pertanyakan adalah bukan jawaban tetapi caranya sehingga anak ini menyimpulkan 1 + 1 = 2 adalah sama dengan 1 = 2 – 1 atau yang kita kenal dengan “pindah ruas” . Kemudian karena gurunya tidak bisa mendiagnosa dengan baik akhirnya anak ini di anggap bodoh lalu di keluarkan dari sekolah karena ketidaknormalannya ia kemudian belajar dengan gayanya sendiri sampai akhirnya membuat penelitian dengan biaya dari negara dan menjadi orang yang kita kenal dengan nama ALBERT EINSTEIN (1879-1955). Wahai para pelaku pendidikan pelajarilah berbagai macam ilmu termasuk Etika Bertanya, Etika Komunikasi, Multiple Intelegen, dan ilmu – ilmu lainnya yang berhubungan dengan “bertanya” untuk bertanya dengan para Ahli atau bahkan teman di sekeliling kita.

2. Wraiting. (Memberi tugas menulis), untuk mengukur bakat kita bisa lihat dari tekanan tulisannya, yang harus dilakukan adalah memeriksa tulisan di buku catatanya kita raba dengan jari lalu rasakan adakah tanda - tanda bahwa dia menulis dengan ditekan karena tenaga sendinya besar ataukah kebalikannya Tulisanya tipis tidak terasa tekananya. Bila tulisannya ditekan ini menandakan ia cocok menjadi seorang pekerja yang berhubungan dengan besarnya tenaga sendi seperti Penari, Atlet atau Karyawan Produksi sebuah pabrik. lalu bila tulisannya tipis ini menandakan ia cocok pada profesi Seni contoh : Pelukis, Pemahat, Kaligrafi, atau yang berhubungan dengan kelembutan sendi. Lalu selain tekanan sendi yang kita periksa pastikan juga apakah mereka lebih dominan / sering dan suka menulis tugas Ilmiah, atau menulis Diary, atau malah menulis Puisi. Bila ia lebih dominan menulis Ilmiah berarti Ia cocok pada profesi yang menuntut pada sifat ilmiah seperti Akademisi, Pengacara, Dokter dan lain – lain. Lalu bila ia lebih memilih menulis Diary itu menandakan imajinasinya lebih dominan, anak ini ada baiknnya selalu diberi kesempatan untuk menjelaskan atau mengungkapkan apa yang ia ketahui tentang materi yang sedang ia ajarkan dengan kata lain ian memiliki bakat verbal yang profesi yang cocok adalah: Presenter, Dai, Juru kampanye dan lain – lain. Lantas bagaimana dengan yang lebih suka menulis puisi ini tentu berhubungan dengan seni, karena ia lebih kreatif dibanding tipe yang lain, maka berikan ia penanganan yang bersifat agak bebas biarkan ia menggunakan bahasa yang lebih bersifat Aneh bagi orang orang tapi memiliki unsur seni seperti saat ia memahami kata “hidup segan mati tak mau” maka ia akan menggantinya dengan “ mati sebelum kematian itu menjelang” semakna namun tidak sama struktur katanya

3. Singing , (Bernyanyi) Beri kesempatan mereka menunjukan kebolehanya dalam bernyanyi. Pastikan setiap murid menikmati walaupun suara mereka agak fals tapi bukankah “Iwan Fals” bisa terkenal juga. Dengan memberi kesempatan mereka bernyanyi mereka akan terlihat Bakat, Ekspresi, dan bahkan merupakan Therapi atau penyembuhan bagi mereka yang Hyperaktif tentu dengan memberi kesempatan padanya untuk menari sehingga tenaganya akan terkuras dan saat belajar akan lebih tenang minimal mau duduk. Saat mereka bernyanyi tentu akan terlihat jelas apakah mereka sensitive hatinya ( peka ) pada lagu – lagu sedih yang menunjukan bakat pada pekerjaan social seperti Perawat, Dokter atau Terapis atau bahkan Semangat karena lagunya mengelora yang menunjukan bakat mereka pada hal – hal yang bersifat Militer seperti TNI, Polisi, PP (Polisi Paming Praja), Mujahid. Dan masih banyak lagi kegiatan evaluasi yang dapat kita lakukan untuk mengukur apakah anak itu cerdas atau tidak karena kesimpulannya adalah tidak ada anak yang tidak cerdas semua punya potensi hanya saja apakah kita mampu untuk mendiagnosa dan menangani sesuai pada hasil diagnosa tersebut untuk kenudian dicari sekolah dan lingkungan yang cocok serta fasilitas dan juga hal - hal yang lain yang menggantikan peran bahwa ujian bukan satu - satunya alat tapi salah satu yang juga tidak sehebat ujian yang Allah berikan yaitu sebuah ujian kehidupan yang ketika kita gagal ternyata itu akibat kita sendiri seperti pada Surat Ali Imran
165. Dan Mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada peperangan Uhud), padahal kamu Telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu (pada peperangan Badar), kamu berkata: \"Darimana datangnya (kekalahan) ini?\" Katakanlah: \"Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri\". Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Kemudian di surat Al Mulk ayat 2 .ini membuktikan Bahwa Allah yang menguasai segala sesuatu termasuk Para Pelaku Pendidikan atas apayang mereka perbuat dan mereka pertanggung jawabkan.

2. Yang menjadikan mati dan hidup, supaya dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.


Article By: VIROTOMO

Posting Komentar

Blog ini blog dofollow. Semua komentar anda akan kami arahkan ke Search engine. Komentar yang rapi! harap jangan Spam OK?

  ©Redesign Template by Agus Blogger

TOPO